Merasa Tak Didengar, Ketua PAC dan Jajaran di Bawah Partai Demokrat se Kota Dumai Akan Mundur

Ketua PAC Partai Demokrat se-Kota Dumai menyatakan sikap untuk siap mengundurkan diri dari kepungurusan partai, (24/8), hal ini mengacu pada kecewanya pengurus atas keputusan dari DPP partai berlogo mercy tersebut.


Pernyataan sikap ini dihadiri oleh Miswanto dari Sungai Sembilan, Andi Setiawan dari Dumai Selatan, Budi dari Medang Kampai, Miswandi dari Dumai Kota, Sunarto dari Bukit Kapur, Indra Mahyudi dari Dumai Barat, dan Suharianta dari Dumai Timur.


Mereka kecewa karena DPP diduga tidak menyerap aspirasi dari arus bawah yang menginginkan Haji Suparto, yang akrab disapa Mbah Parto, untuk terjun langsung dan ikut berkontestasi dalam Pilkada Dumai. 


Dalam pertemuan tersebut, para Ketua PAC secara kompak menyampaikan bahwa Mbah Parto adalah sosok yang diharapkan oleh masyarakat dan kader Demokrat di Dumai untuk menjadi calon pendamping Ferdiansyah dari Partai Golkar.


Miswanto, Ketua PAC Sungai Sembilan, menyatakan bahwa para Ketua PAC adalah orang-orang yang paling tahu persis bagaimana kondisi di lapangan. 


"Kami berada di garda terdepan, mendengar langsung keluhan dan harapan masyarakat. Aspirasi mereka jelas, Mbah Parto adalah pilihan utama," tegasnya.


Namun, dalam perjalanan waktu, muncul kejutan ketika para pengurus PAC menerima undangan dengan nama calon lain yang tidak pernah diajukan atau dikenal oleh arus bawah. 


Hal ini mengejutkan dan membuat para Ketua PAC mempertanyakan keputusan DPP dan DPD Demokrat. Mereka menganggap keputusan tersebut tidak sesuai dengan hasil rapat pleno dan aspirasi yang telah disepakati bersama.


Andi Setiawan dari PAC Dumai Selatan menambahkan bahwa Nama Mbah Parto muncul bukan karena undian, tapi karena memang menghimpun aspirasi masyarakat dan arus bawah. 


"Kami sangat menghormati AHY dan SBY, namun kami juga mencintai Mbah Parto sebagai 'penanam' partai Demokrat di Dumai."


Dengan kondisi ini, para Ketua PAC menyatakan siap untuk mundur jika aspirasi mereka diabaikan dan jika nama Eddy Moh Yatim yang dipaksakan untuk maju dalam Pilkada. 


"Kalau memang dipaksakan, kami kompak akan mengundurkan diri. Kami tidak melihat potensi kemenangan dengan calon yang tidak dikenal oleh masyarakat," kata Sunarto dari Bukit Kapur.


Selain itu, Budi dari PAC Medang Kampai juga menekankan pentingnya mempertimbangkan keinginan masyarakat yang menghendaki pasangan Ferdiansyah dan Mbah Parto. 


"Permohonan masyarakat jelas, mereka ingin pasangan Ferdiansyah dan Mbah Parto, bukan yang lain," tegasnya.


Miswandi dari PAC Dumai Kota menambahkan bahwa nama Mbah Parto muncul bukan tanpa alasan, Nama ini muncul karena arus bawah yang menghendaki. 


"Kami meminta DPD Demokrat untuk menyerahkan perahu tersebut ke Mbah Parto dan mendengarkan suara hati kami," ujarnya.


Dalam pernyataannya, para Ketua PAC juga menyatakan rasa hormat mereka kepada AHY dan SBY, namun menegaskan bahwa mereka lebih memilih Mbah Parto untuk melanjutkan perjuangan Demokrat di Dumai. 


"Haji Suparto sudah dianggap sebagai SBY-nya Dumai, dan banyak prestasi yang telah beliau capai, termasuk menjadi satu-satunya pemenang di Provinsi Riau pada pemilu lalu," ungkap Andi Setiawan.


Keputusan untuk mendukung Mbah Parto ini diteken oleh para pejabat struktural PAC Demokrat Dumai sebagai bentuk komitmen mereka untuk tetap mendukung kader yang telah berjuang bersama mereka selama ini. 


"Kami siap menerima konsekuensi apapun, asalkan Mbah Parto yang maju, dan kami akan all out mendukung beliau," pungkas Suharianta dari PAC Dumai Timur.


Sebagai penutup, para Ketua PAC kembali menekankan agar DPD dan DPP Demokrat mempertimbangkan suara mereka dengan serius. 


"Jika aspirasi kami tidak didengar, maka kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah tegas, termasuk mengundurkan diri secara massal," kata Miswanto, mewakili seluruh Ketua PAC Demokrat se-Kota Dumai.
 

Lebih baru Lebih lama