Lahan yang terbakar terdiri dari semak belukar, pakis, dan tanaman pohon akasia dengan jenis tanah gambut, yang menyebabkan kebakaran menjalar hingga ke bawah permukaan tanah.
Proses pemadaman berlangsung selama beberapa jam di bawah koordinasi Babinsa dengan unsur-unsur terkait. “
Kami bekerja sama dengan dinas terkait untuk memadamkan api dan memastikan tidak ada titik panas yang tersisa. Fokus utama kami adalah memastikan lahan yang masih mengeluarkan asap dapat sepenuhnya didinginkan,” ujar Serda Cerzakatno saat ditemui di lokasi.
Pemadaman dilakukan dengan menggunakan air yang disemprotkan ke area yang masih berasap. Mengingat sifat tanah gambut yang mudah menyimpan bara di bawah permukaan, pemadaman tidak hanya dilakukan di permukaan tetapi juga pada lapisan bawah tanah. Hal ini penting untuk mencegah api kembali muncul setelah pemadaman awal.
"Kebakaran di lahan gambut selalu memerlukan perhatian khusus karena bara api bisa bertahan lama di bawah tanah. Kami harus memastikan bahwa pendinginan dilakukan secara menyeluruh," tambahnya.
Kebakaran kali ini menghanguskan beberapa hektar lahan dengan vegetasi semak belukar dan pohon akasia yang mudah terbakar. Meski api sudah padam, tim gabungan tetap siaga di lokasi untuk memantau kemungkinan munculnya titik api baru.
Serda Cerzakatno juga mengingatkan warga setempat untuk selalu waspada dan tidak membuka lahan dengan cara membakar. “
Kami selalu mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan. Selain berbahaya, pelaku bisa dikenakan sanksi hukum,” tegasnya.
Kegiatan pemadaman ini merupakan bagian dari komitmen Babinsa dan aparat terkait untuk menjaga lingkungan dan mencegah kebakaran lahan yang lebih luas di Kota Dumai, khususnya di wilayah Medang Kampai yang rawan kebakaran lahan gambut.