Petani dan Nelayan Akan Menjadi Perhatian Ferdiansyah dan Mbah Parto

Kesejahteraan petani dan nelayan di Kota Dumai menjadi salah satu prioritas calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai 2025 - 2030, Ferdiansyah SE - H. Soeparto. Caranya dengan meningkatkan bantuan bibit, pupuk dan sarana prasarana pertanian dan perikanan.


"Jumlah petani dan nelayan yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian hampir sepertiga rumah tangga. Mereka jadi pusat perhatian kami karena sebagian dari mereka masuk kategori keluarga pra sejahtera," kata Ferdiansyah menjawab pertanyaan warga Bukit Cahaya pada kampanye dialogis di Jalan Bukit Datuk Lama Kelurahan Bumiayu Kecamatan Dumai Selatan, Sabtu (19/10/2024) malam.


Berdasarkan data di BPS, dari 17.500 rumah tangga petani, 13.500 rumah tangga atau 59,2 persen diantaranya bergerak di sektor perkebunan. Menyusul kemudian di sektor peternakan sebanyak 4.400 keluarga atau sebanyak 19,5 persen.


Keluarga yang menggantungkan hidup dari sektor tanaman palawija ada sekira 2.900 keluarga atau 13,7 persen. Sebanyak 1.150 keluarga atau 5 persen di sektor tanaman pangan, 620 keluarga atau 2,7 persen di sektor perikanan, 101 keluarga atau 0,4 persen di sektor kehutanan dan 74 keluarga atau 0,3. persen di sektor jasa pertanian.


"Di banyak kota, sektor pertanian memang tidak prioritas. Karena akan lebih ke sektor jasa, perdagangan dan industri. Tapi kami melihat Dumai ini agak beda. Potensi lahan masih cukup luas dan bisa dikembangkan untuk sektor pertanian," kata Ferdi.


Ferdi mengaku banyak menerima keluhan para petani. Mereka mengeluhkan mahalnya biaya pengolahan lahan, bibit dan pupuk. Sama seperti yang dikeluhkan petani di Bukit Cahaya.


"Upaya meningkatkan kesejahteraan petani, akan kami lakukan dengan meningkatkan anggaran di Dinas terkait untuk peningkatan produksi. Baik untuk pekebun, petani dan nelayan," kata Ferdi.


Peningkatan produksi pertanian, terutama pangan, palawija dan perikanan tidak hanya untuk kesejahteraan petani. Juga untuk pemenuhan kebutuhan lokal, sehingga mengurangi ketergantungan dari luar. 


"Dengan pasokan hasil pertanian dan perikanan lokal, akan mengendalikan harga. Paling tidak, ada barang subtitusi sebagai alternatif ketika harga bahan pangan dari luar cukup tinggi," terang Ferdi.


Untuk sektor perkebunan, Ferdi - Parto akan meningkatkan kualitas akses jalan dari lokasi perkebunan ke pabrik. Sehingga mengurangi biaya transportasi dan menjamin harga produksi perkebunan terjaga dengan baik.


"Kami juga akan berupaya mengandeng investor untuk mau membangun PKS mini di sentra produksi kelapa sawit. Sehingga harga TBS tetap tinggi karena dekat dengan kebun masyarakat," tutup Ferdi. (*)
 

Lebih baru Lebih lama