"Membedakan bantuan dengan membedakan status sosial ekonomi orang tua sama halnya dengan mempertajam kesenjangan pada anak didik. Sementara dunia pendidikan butuh kesetaraan tanpa membeda-bedakan mereka," kata Ferdiansyah saat kampanye dialogis di Jalan Bukit Datuk Gang Teladan Kelurahan Bukit Datuk Kecamatan Dumai Selatan, Senin (18/11/2024) pagi.
Menurut Ferdi, bantuan seragam dan LKS gratis diberikan kepada semua anak didik tanpa pengecualian karena disejalankan dengan program wajib belajar 12 tahun yang juga gratis untuk semua anak didik.
Program ini juga seiring sejalan dengan program pemberian sarapan atau makan siang gratis yang dicanangkan presiden Prabowo mulai Januari 2025. Program yang berlaku untuk semua anak didik tanpa membedakan status sosial ekonomi orang tuanya.
"Inti dari program belajar gratis yang sudah berjalan, sarapan gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo dan bantuan seragam gratis yang diprogramkan Fatonah adalah untuk menjamin setiap anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan setara di sekolah," kata Ferdi.
Adil dan setara itu, lanjut Ferdi, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, gender, ras, atau agama. Program itu juga untuk menjamin anak-anak belajar di lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan, baik fisik maupun psikologis.
Program bantuan seragam gratis itu, menurut Ferdi tidak menelan anggaran yang besar.
"Kita hitung bantuan seragam gratis dan buku LKS maksimal hanya sekira 26 milyar setahun. Jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya perjalanan dinas yang mencapai 115 milyar," kata Ferdiansyah
Multiplier effect secara ekonomi juga sangat besar. Uang untuk beli seragam bisa dimanfaatkan orang tua untuk modal usaha.
"Seragam gratis ini nantinya akan dikerjakan UMKM penjahit lokal. Kami perkirakan sekitar 150 penjahit akan terlibat setiap tahun. Uangnya berputar dan beredar di Dumai. Secara otomatis akan terjadi perputaran ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutup Ferdi. (*)