Hal ini terjadi akibat kebocoran pada pipa distribusi yang diduga disebabkan oleh proyek galian drainase di Kelurahan STDI. Hingga kini, pihak kontraktor belum memberikan penjelasan resmi terkait insiden tersebut.
“Air sudah mati tiga hari, kami kesulitan untuk kebutuhan sehari-hari. Kami minta ada kejelasan kapan distribusi normal lagi,” ujar Rizal, warga Jalan Sirih, saat ditemui pada Jum'at (6/12).
Rizal mengungkapkan kekesalannya karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya mengenai gangguan ini, yang membuat banyak warga harus membeli air untuk sementara waktu.
Warga setempat turut meminta pertanggungjawaban dari kontraktor proyek drainase. Mereka menilai bahwa kelalaian dalam pelaksanaan proyek telah merugikan banyak pihak.
“Kontraktor harus bertanggung jawab. Mereka sudah merusak fasilitas umum yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Jangan hanya proyek selesai, tapi warga yang dirugikan,” kata Nurhayati, warga Nelayan Darat, dengan nada tegas.
Di sisi lain, beberapa warga menyatakan rasa frustrasi karena tidak ada jalur komunikasi yang jelas untuk menyampaikan keluhan.
“Kami hanya tahu valve ditutup, tapi kapan perbaikan selesai, tidak ada informasi yang pasti,” tutur Arman, warga Jalan Cermai. Ia berharap PDAM lebih transparan dalam memberikan perkembangan terbaru.
Hingga berita ini diturunkan, Warga masih berharap pasokan air segera kembali normal dan kejadian serupa tidak terulang lagi.