Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan tanpa melakukan pembakaran hutan dan lahan.
"Kegiatan ini kami lakukan agar masyarakat lebih memahami bahwa membakar hutan sangat tidak dianjurkan, apalagi membuka lahan dengan cara dibakar," jelas Serda Aldo saat diwawancarai di sela-sela kegiatan patroli.
Ia menambahkan bahwa pembakaran hutan merupakan bentuk pelanggaran hukum yang dapat dikenai sanksi pidana.
Lebih lanjut, Serda Aldo menegaskan bahwa dampak Karhutla sangat merugikan banyak pihak, baik dari segi kesehatan, ekonomi, maupun lingkungan.
"Bahayanya sudah jelas, kabut asap yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi pernapasan. Ini belum termasuk kerugian ekonomi dan rusaknya lingkungan sekitar," paparnya.
Menurutnya, sanksi hukum yang dikenakan terhadap pelaku pembakaran lahan juga cukup berat.
"Kalau sanksinya itu jelas, bisa berupa denda miliaran rupiah dan ancaman penjara," tegasnya. Oleh karena itu, ia berharap masyarakat dapat lebih peduli dan ikut berperan aktif dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan.
Dalam kesempatan tersebut, Babinsa juga memberikan edukasi kepada warga mengenai langkah-langkah pencegahan Karhutla.
"Kami ingin masyarakat tahu bahwa ada banyak cara membuka lahan yang ramah lingkungan tanpa harus dibakar," ungkap Serda Aldo.
Selain memberikan sosialisasi, Babinsa turut memberikan contoh langsung dengan melakukan patroli untuk memantau titik-titik rawan kebakaran di wilayah tersebut.
"Ini langkah nyata yang kami lakukan untuk mengurangi potensi Karhutla. Patroli dan komunikasi sosial seperti ini akan terus kami lakukan secara rutin," ujarnya.
Babinsa berharap sosialisasi dan patroli yang mereka lakukan dapat menggugah kesadaran masyarakat.
"Kami ingin lingkungan tetap aman dan terjaga, tanpa ada kebakaran yang merugikan semua pihak," tutup Serda Aldo dengan penuh harapan.
